Waspadai Bahaya Difteri Pada Anak yang Dapat Mengancam Jiwa

Saat ini tidak dapat dipungkiri lagi jika meningkatnya tingkat polusi lingkungan menyebabkan berbagai macam bakteri dan virus penyakit dengan mudah menjangkiti manusia. Sebagian besar virus dan bakteri tersebut sangat berbahaya. Salah satunya adalah difteri pada anak yang bisa membahayakan keselamatan jiwa jika tidak mendapatkan penanganan dengan baik dan benar.
Difteri pada anak sendiri merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dimana secara khusus menginfeksi daerah hidung dan tenggorokan. Anak-anak yang terjangkiti oleh bakteri ini secara mudah dapat diamati dari kondisi amandel. Dimana biasanya akan terdapat selaput berwarna abu-abu yang melapisi daerah tenggorokan dan amandel.
Perlu anda ketahui bahwa penyakit difteri yang menyerang anak-anak bisa sangat berbahaya sebab bakteri tersebut dapat mengeluarkan racun. Racun yang keluar berpotensi untuk merusak sejumlah organ tubuh vital lainnya seperti jantung, ginjal, dan otak. Oleh karena itu sangat penting bagi para orang tua untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai penyakit difteri ini.
Penting untuk diingat bahwa di Indonesia sendiri vaksin untuk mencegah penyakit ini sebenarnya sudah tersedia sejak lama. Vaksin tersebut biasa dikenal dengan nama DPT dimana merupakan kombinasi tiga jenis bakteri lainnya. DPT sendiri merupakan singkatan dari difteri, pertusis atau batuk rejan, dan tetanus. Sehingga wajib hukumnya bagi setiap orang tua untuk memberikan vaksin DPT secara tuntas.
Anak dengan Faktor Resiko Difteri yang Tinggi
Salah satu hal yang harus anda ketahui mengenai difteri adalah penyakit ini merupakan wabah penyakit menular. Sehingga difteri pada anak harus ditangani dengan benar untuk meminimalisir menyebarnya wabah ke daerah yang lebih luas lagi. Oleh karena itu selalu waspadai jika anak anda menunjukkan serangkaian gejala penyakit ini dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Difteri sendiri merupakan penyakit yang diakibatkan dari adanya infeksi bakteri Corynebacterium diptheria yang dapat dengan mudah menyebar. Penularan penyakit difteri ini sangat mudah dimana melalui media sehari-hari seperti misalnya percikan air liur saat penderi difteri batuk atau bersin. Selain itu penularan juga bisa terjadi melalui media yang terkena air liur penderita seperti handuk, gelas, piring, dan lain-lain.
Seiring dengan berkembangnya zaman maka telah diketahui beberapa faktor resiko difteri yang dengan mudah terjadi pada anak-anak dan orang dengan vaksin DPT tidak lengkap, diantaranya :
- Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
- Orang yang mengidap penyakit HIV dan AIDS.
- Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan kebersihan lingkungan yang buruk.
- Orang yang berpergian ke wilayah yang sedang terjangkiti wabah difteri.
Gejala Difteri yang Wajib Diwaspadai
Prinsip utama infeksi bakteri difteri adalah baru menunjukkan gejala umum setelah 2 sampai dengan 5 hari pasca seseorang terinfeksi. Tetapi bahayanya tidak semua orang menunjukkan rangkaian gejala umum sehingga pada beberapa kasus difteri tidak ditangani semenjak awal infeksi.
Salah satu gejala awal difteri pada anak yang bisa dengan mudah anda amati adalah munculnya selaput berwarna abu – abu yang menyelimuti tenggorokan dan amandel. Setelah itu gejala-gejala difteri akan berkembang menjadi serangkaian gejala, diantaranya :
- Mengalami demam.
- Muncul batuk dan pilek.
- Suara serak.
- Menggigil.
- Badan terasa lemas.
- Muncul benjolan pada leher karena adanya pembengkakan kelenjar getah bening.
Jika anda mendapati serangkaian gejala tersebut pada anak anda maka segeralah menuju ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan. Sebab jika tidak segera ditangani, difteri pada anak dapat mengakibatkan serangkaian gejala lainnya yang lebih berat. Gejala-gejala tersebut seperti jantung berdebar, penglihatan kabur, sesak napas, keringat dingin, kulit memucat atau membiru.
Pengobat Difteri.
Pada umumnya, difteri akan ditangani dengan serangkaian metode untuk membunuh bakteri dan meminimalkan gejala yang muncul. Biasanya pasien akan diberikan suntikan antiracun untuk mengatasi racun bakteri difteri, selain itu dokter juga akan memberikan antibiotik guna membunuh bakteri difteri. Jika difteri pada anak cukup serius maka rawat inap menjadi solusi utama sehingga kondisi anak akan selalu terpantau.